PENGKAJIAN FAKTOR TEKNOLOGI DALAM
KEPERAWATAN LINTAS BUDAYA
PAPER
disusun
guna memenuhi tugas Keperawatan Transkultural
dosen
pengajar: Ns. Latifa Aini S., M.Kep
oleh:
Kelompok
1
Suhariyati NIM
112310101001
Ria Rohmawati NIM
112310101015
Ayesie Natasa Zulka NIM
112310101032
Nuriyah Halida NIM
112310101050
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
PENGKAJIAN FAKTOR TEKNOLOGI DALAM
KEPERAWATAN LINTAS BUDAYA
Keperawatan Transkultural adalah suatu proses belajar dan pelayanan
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger,
2002).
Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji,
mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan transkultural dalam
meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah
berdasarkan teori caring, caring
adalah esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Perilaku caring
diberikan kepada manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring
merupakan fenomena universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi
diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara
sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan
melalui asuhan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan tiga prinsip asuhan
keperawatan yaitu:
1. Mempertahankan
budaya
Mempertahankan
budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai
yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
2. Negosiasi
budaya
Intervensi dan
implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan.
Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih
mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang
makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani
yang lain.
3. Restrukturisasi
budaya
Restrukturisasi
budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
Model konseptual yang di kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise
Model). Proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan
berpikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien. Pengelolaan asuhan
keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien.
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise
Model” yaitu:
1.
Faktor teknologi (technological factors)
2.
Faktor agama dan falsafah hidup (religious and
philosophical factors)
3.
Faktos sosial dan keterikatan keluarga (kinshop and Social
factors)
4.
Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life
ways)
5.
Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and
legal factors)
6.
Faktor ekonomi (economical factors)
7.
Faktor pendidikan (educational factors)
Asuhan
keperawatan transkultural adalah salah satu bentuk asuhan keperawatan
profesional yang secara kultural sensitif, sesuai, dan berkompeten, merupakan
penyelenggaraan asuhan keperawatan lintas budaya dalam konteks pasien beserta
lingkungan di mana masalah kesehatan pasien tersebut timbul (Kozier, Berman
& Snyder: 2004).
Teknologi kesehatan
memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan
masalah dalam pelayanan kesehatan. Faktor teknologi yang dikaji oleh perawat berbeda
pada setiap negara atau budaya masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi
masing-masing daerah,dan akan memengaruhi pola atau cara dan praktik
keperawatan. Semua langkah-langkah perawatan tersebut ditunjukkan untuk
pemeliharaan kesehatan holistik, penyembuhan penyakit ,dan persiapan menghadapi
kematian. Oleh karena itu, faktor
teknologi tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan
keperawatan kepada klien sebab masing-masing faktor memberi pengaruh terhadap
eksperesi,pola,dan praktik keperawatn. Dengan demikian, faktor teknologi tersebut besar
kontribusinya.terhadap pencapaian kesehatan secara holistik atau kesejahteraan
manusia,baik pada level individu,keluarga, kelompok, komunitas, maupun
institusi, di berbagai sistem kesehatan.
Perawat perlu mengkaji dari faktor teknologi, antara lain:
1. persepsi sehat sakit
Hal yang perlu dikaji ialah terkait pandangan bahwa esehatan itu penting
dengan melakukan tindakan untuk meningkatkan taraf kesehatannya yaitu dengan
mencari solusi terkait masalah kesehatannya lewat teknologi seperti mencari
tahu pola hidup sehat lewat internet;
2. kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
Hal yang perlu dikaji ialah bagaimana pasien melakukan usaha atau mengambil
tindakan untuk menangani masalah kesehatannya dengan memanfaatkan teknologi
yang ada seperti memanfaatkan komputer atau majalah untuk mencari artikel
terkait pola hidup sehat, menonton TV yang berkaitan dengan acara penanganan
sehat secara mandiri dan kebiasaan
berobat dengan memanfaatkan tehnologi contohya penggunaan inhaler secara
mandiri;
3. alasan mencari bantuan kesehatan
Manusia sebagai individu dalam kehidupannya pasti mengalami
masalah pda kesehatnnya. Disaat individu mengalami tanda dan gejala dari
masalah kesehatannya muncul, maka individu tersebut membutuhkan bantuan kesehatan khususnya dengan adanya
teknologi kesehatan yang maju untuk mengatasi masalah kesehatannya, dengan
alasan:
a. untuk pencegahan dan pemeriksaan kesehatan
Dengan mencari bantuan kesehatan, individu memiliki persepsi bahwa dengan
segera mencari bantuan kesehatan dapat mencegah masalah kesehatannya semakin
memburuk dan perlu melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan teknologi
supaya diagnosa dapat ditegakkan dengan cepat dan akurat;
b. mencari diagnosis dari gejala yang ditimbulkan
seiring dengan majunya teknologi kesehatan, maka semakin cepat
terdiagnosisnya suatu gejala yang muncul, sehingga individu mencari bantuan
kesehatan;
c. untuk mengobati penyakit
Individu mencari bantuan kesehatan bertujuan untuk mengobati penyakitnya.
Individu dapat menggunakan teknologi kesehatan yang ada untuk mempercepat
proses penyembuhan penyakit.
4.
alasan klien memilih
pengobatan alternatif
Seiring dengan kemajuan teknologi kesehatan untuk menunjang diagnosis suatu
penyakit dan dalam hal menyembuhkan penyakit, hal tersebut juga berdampak pada
biaya yang harus di keluarkan oleh individu juga meningkat. Hal tersebut
menjadai masalah pada masyarakat yang tidak mampu. Sehingga masyarakat lebih
memilih menggunakan pengobatan alternatif untuk menyembuhkan penyakitnya.
Pemilihan pengobatan alternatif dapat dilakukan terkait dengan kepercayaan dari
budaya suatu masyarakat memiliki persepsi bahwa dengan pengobatan alternatif
suatu penyakit dapat cepat sembuh;
5.
persepsi klien tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan
saat ini.
Kemajuan teknologi
kesehatan semakin pesat. Hal tersebut menimbulkan persepsi klien bahwa dengan
penggunaan dan pemanfaatan teknologi dapat dengan cepat untuk mengatasi
permasalahan kesehatan yang dialami. Perawat mengkaji pandangan, pendapat klien
terkait positif dan negatif dari penggunaan dan pemanfaatan teknolgi kesehatan
untuk mengatasi masalah kesehatan klien.
SOAL KASUS
1.
Jojo mengalami fraktur
setelah mengalami kecelakaan, saat dibawa kerumah sakit keadaannya sudah parah.
Ibunya mengatakan bahwa setelah terjadi kecelakaan anaknya langsung dibawa ke
sangkal putung setelah pengkajian didapatkan bahwa keluarga Jojo lebih percaya
kepada sangkal putung untuk mengobati sakit anaknya karena dianggap lebih cepat
penyembuhannya dan sudah terbukti dari dulu untuk mengobati patah tulang.
Berdasarkan kasus diatas
apa yang telah dikaji oleh perawat dalam pengkajian faktor teknologi?
a.
persepsi sehat sakit,
b.
alasan mencari bantuan
kesehatan
c.
kebiasaan berobat atau
mengatasi masalah kesehatan
d.
alasan klien
memilih pengobatan alternatif
e.
persepsi klien tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan
saat ini
2.
ibu mariana mengalami
sakit demam berdarah, dan saat ini sedang di rawat dirumah sakit. Dari hasil
pengkajian keperawatan didapatkan bahwa anaknya memilih membawa ibu mariana ke
rumah sakit karena anaknya ingin ibunya cepat sembuh dan mendapatkan perawatan
yang layak.
Berdasarkan kasus diatas apa yang telah dikaji oleh perawat dalam
pengkajian faktor teknologi?
a.
alasan mencari
bantuan kesehatan
b.
persepsi sehat sakit
c.
kebiasaan berobat atau
mengatasi masalah kesehatan
d.
persepsi klien tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan
saat ini
e.
alasan klien memilih
pengobatan alternatif
3. Perawat tutik sedang melakukan kunjungan ke desa sukamakmur. saat melakukan
kunjungan perawat tutik menemukan seorang anak dengan kondisi perut buncit dan
badannya sangat kurus. Saat dilakukan pengkajian kepada keluarga anak tersebut,
keluarga mengatakan bahwa anaknya tidak sakit dan merasa anaknya baik-baik saja
karena tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sakit. walaupun dari tanda-tanda
yang ditunjukkan anak tersebut mengalami gizi buruk.
Berdasarkan kasus diatas apa yang telah dikaji oleh perawat dalam
pengkajian faktor teknologi?
a.
persepsi klien tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan
saat ini
b. alasan mencari bantuan kesehatan
c.
alasan klien memilih
pengobatan alternatif
d.
persepsi sehat
sakit
e.
kebiasaan berobat atau
mengatasi masalah kesehatan
4. Perawat lilis sedang melakukan pengkajian terhadap bapak rudi yang ibunya
sedang dirawat di rumah sakit akibat sakit TBC. dari hasil pengkajian
didapatkan bahwa selama ini beliau hanya memberikan obat-obat warung untuk
mengobati sakit termasuk sakit ibunya. Beliau mengatakan bahwa selama ini keluarganya
lebih cocok menggunakan obat-obatan warung, tetapi kalau sakitnya tambah parah
baru dibawa ke dokter.
Berdasarkan kasus diatas apa yang telah dikaji oleh perawat dalam
pengkajian faktor teknologi?
a. alasan mencari bantuan kesehatan
b.
persepsi klien tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan
saat ini
c.
alasan klien memilih
pengobatan alternatif
d.
kebiasaan
berobat atau mengatasi masalah kesehatan
e.
persepsi sehat sakit
5. Saat melakukan kunjungan kesehatan di posyandu, Perawat nunik menemukan
seorang ibu yang menderita polip hidung, dari keadaannya ibu tersebut sudah
seharusnya dioperasi untuk mengangkat polipnya. saat dilakukan pengkajian
tentang keadaannya ibu tersebut mengatakan bahwa sebenarnya ia merasa terganggu
dengan sakitnya tetapi ia merasa sakitnya tidak perlu dioperasi karena
menurutnya masih bisa diobati dengan obat-obatan biasa dan ia mengatakan kalau
nanti sudah semakin parah ia akan berobat ke rumah sakit
Berdasarkan kasus diatas apa yang telah dikaji oleh perawat dalam
pengkajian faktor teknologi?
a.
kebiasaan berobat atau
mengatasi masalah kesehatan
b.
persepsi klien
tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan
kesehatan saat ini
c.
alasan klien memilih
pengobatan alternatif
d.
persepsi sehat sakit
e.
alasan mencari bantuan
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, B., Erb, G., Berman, A.J., & Snyder. 2004. Fundamentals
of Nursing: Concepts, Process, and Practices. 7th Ed. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Leininger, M. & McFarland, M. R. 2002. Trascultural
Nursing: Concepts, Theories, Research and Practice. 3rd Ed. USA: Mc-Graw
Hill Companies.